KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR
KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR - Komposisi bahan bakar biasanya terdiri dari karbon dan hidrogen atau kombinasi keduanya yang disebut Hidrokarbon dan akan menghasilkan panas apabila dibakar.
Bahan bakar ini semuanya berasal dari alam (perut bumi), dan berbentuk padat, cair atau gas, yang terjadi karena adanya proses evolusi dari fosil-fosil selama beribu-ribu tahun yang lalu, oleh karena itu bahan bakar jenis ini disebut sebagai bahan bakar fosil.
Bahan bakar solar umumnya adalah Distilat tengah minyak bumi. Komponennya ada yang tidak stabil terhadap proses oksidasi sehingga menjurus pada terbentuknya semacam lumpur yang menyebabkan terjadinya endapan pada sistem pemasukan bahan bakar.
Penyumbatan dapat terjadi terutama pada filter bahan bakar, pompa dan pipa-pipa bahan bakar. Endapan lumpur ini cenderung menimbulkan korosi. Untuk menghindari korosi dan endapan lumpur diberikan bahan tambah yaitu Aditif Antioksidan dan Anti Korosi.
Penggunaan bahan bakar yang bermutu tinggi pada mesin Diesel akan memperbaiki sifat Atomisasi dan kebersihan ruang bakar serta mencegah terbentuknya endapan sehingga dapat mencapai pembakaran sempurna dan normal.
Selain mutu bahan bakar yang diukur dengan Angka Cetana, sifatsifat lain dari bahan bakar Diesel yang sangat penting dan langsung mempengaruhi tingkat mutu yang tercantum dalam spesifikasi bahan bakar adalah :
- Densitas.
- Distilasi.
- Viskositas.
- Kadar Belerang.
- Stabilitas.
- Kadar Air.
- Titik Didih.
- Titik Keruh.
- Sedimen.
- Kadar Abu.
- Titk Nyala.
1. SIFAT DENSITAS
Sifat Densitasadalah satuan berat bahan bakar dalam 1 (satu) liter bahan bakar Diesel. Rata-rata Density bahan bakar minyak Solar yang digunakan di Indonesia adalah 0,84 – 0,92 kg/liter.
2. SIFAT DISTILASI
Sifat Distilasi adalah kadar endapan dan kejernihan bahan bakar dalam 1 (satu) liter bahan bakar Diesel. Sifat Distilasi bahan bakar minyak Solar akan mempengaruhi efisiensi pembakaran dan timbulnya endapan-endapan Kokas dalam saluran Injektor dapat menyumbat lubang laluan dan merusak fungsi Injektor.
3. SIFAT STABILITAS
Sifat Stabilitas sangat berpengaruh terhadap gangguan fungsi Injektor dan dapat membentuk endapan pada pompa bahan bakar serta penyumbatan pada filter bahan bakar.
4. SIFAT VISKOSITAS
Tingkat Viskositas bahan bakar Diesel menyebabkan kesulitan start pada saat kondisi mesin dingin atau pada suhu udara sekitarnya yang dingin. Kondisi ini dapat menurunkan sifat pelumasan bahan bakar pada Injektor dan Pompa Injeksi sehingga dapat menyebabkan daya mesin menurun secara tajam.
5. KANDUNGAN BELERANG
Kadar belerang yang tinggi dalam bahan bakar akan menimbulkan keausan pada bagian-bagian mesin. Penyebab keausan adalah akibat proses pembakaran yang menghasilkan Oksida Belerang SO2 dan SO4 dimana pada suhu tinggi Oksida Belerang akan berbentuk Uap.
Keausan yang ditimbulkan dari bahan bakar yang mempunyai kadar belerang tinggi yang terutama adalah Ruang bakar dan Injektor.
6. KANDUNGAN AIR DAN SEDIMEN
Kadar air dan sedimen dalam bahan bakar selalu ada dan sulit dipisahkan dengan proses Destilasi. Sedimen yang berbentuk partikel-partikel padat dapat merusak Pompa Injeksi dan Nozzles. Kandungan air dan sedimen dapat menimbulkan karat dalam ruang bakar mesin dan tangki bahan bakar.
7. TITIK NYALA
Titik nyala bahan bakar Diesel harus cukup tinggi untuk menghindari terbakarnya bahan bakar pada suhu Ambien yang normal. Spesifikasi yang berlaku di Indonesia untuk bahan bakar adalah Minimum 68o C atau 154o F.
8. TITIK EMBUN (CLOUD POINT)
Titik embun bahan bakar Solar adalah suatu keadaan selama terjadi pendinginan bahan bakar telah mencapai suhu tertentu sehingga terjadi pembentukan kristal yang sangat tipis dalam phase cairan.
Spesifikasi Titik embun bahan bakar Diesel ditentukan berdasarkan keadaan cuaca daerah atau negara yang hendak menggunakan bahan bakar tersebut.
9. KANDUNGAN ABU (ASH CONTENT)
Kandungan Abu di dalam bahan bakar minyak biasanya berasal dari :
- Produk-produk mineral yang secara tidak senngaja tercampur dengan bahan bakar.
- Logam sabun yang dapat larut, sebagai akibat netralisasi asam organik sewaktu diadakan Alkali Treatment.
Abu sebagian besar keluar melalui ruang bakar dan sebagian lagi tinggal dalam dinding-dinding silinder dan permukaan silinder Di Indonesia “ Ash Content” maksimum sebesar 0,01 % berat minyak.
10. RESIDU KARBON
Residu karbon terjadi akibat kadar kandungan fraksi-fraksi yang mempunyai titik didih tinggi tidak terbakar dengan sempurna pada kondisi kerja mesin normal Batas maksimal Residu Karbon dalam bahan bakar adalah 0,05 % berat bahan bakar.
11. ANGKA CETAN
Angka Cetan adalah karakteristik bahan bakar untuk menyala dengan sendirinya pada tekanan dan temperatur tertentu di dalam ruang bakar. Angka Cetan yang tinggi menggambarkan penyalaan sendiri yang cepat dari bahan bakar tersebut.
Penyalaan sendiri (Auto Ignition) adalah kemampuan bahan bakar untuk menyala dengan sendirinya pada tekanan dan temperatur tertentu. DETONASI terjadi akibat panjangnya tundaan nyala pada bahan bakar Diesel.
Panjang pendeknya tundaan nyala diukur dengan angka cetan, untuk mendapatkan tundaan nyala yang pendek maka bahan bakar harus mempunyai angka cetan yang cukup tinggi.
Posting Komentar untuk "KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR"