SEJARAH PERKEMBANGAN BMW - Perjalanan peradaban hari ini telah menghasilkan otomotif BMW,
yang mempunyai bahan sangat istimewa. Keistimewaan ini dapat dirasakan
oleh pengendaranya. Mobil BMW mempunyai keistimewaan yang tak
tersentuh dan perawatan yang sangat elegan ketika dikemudikan.
Atas dasar
itulah timbul suatu slogan dari mereka yaitu "the ultimate driving machine".
Hal ini dihasilkan dari pertalian hubungan antara mobil dengan pengemudi,
dimana mereka telah mencapai keselarasan perjalanan hidup bersama.
B M W adalah singkatan dari Bayerische Motoren Werke, atau dalam
bahasa Inggris Bavarian Motor Works. Kata “Motor” yang berakronim antara 2
artikulasi pada ke-2 bahasa tersebut, merupakan kunci sukses setiap proses
produksi BMW.
BMW didirikan pertama oleh Karl Friedrich Rapp pada Oktober
1913. Rapp mendirikan “Rapp-Motorenwerke”, dimana usaha tersebut
merupakan salah satu pabrik motor di Munich, Jerman.
Rapp memulai dengan
usaha bahan bakar pesawat terbang, lalu kemudian mengalami sakit dan
kemudian usahanya tutup. Kemudian Rapp’s Factory di wariskan kepada anaknya, Gustav Otto, bisnisnya bergerak pada bidang pembangunan lapangan
terbang kecil. Otto sangat menikmati kesuksesannya dengan “Gustav
Flugmaschinefabrik”.
Rapp Motoren Werke mempunyai masalah dengan keberadaan
mesin-mesinnya. Mereka mempunyai masalah kontrak dengan Austro
Daimler, dimana mereka tidak bisa memenuhi permintaan pembangunan
mesin V12 Aero karena tidak mendapatkan ijin penerbitan (under license).
Perusahaanya melakukan ekspansi terlalu cepat, dan pada tahun 1916 Karl
Friedrich Rapp mengundurkan diri dari perusahaan karena masalah
keuangan. Kemudian perusahaan Rapp Motoren Werke diambil alih oleh 2
orang Austria; Franz-Josef Popp dan Max Fritz.
Mereka berasal dari Vienna
financier yang dimiliki oleh Camillo Castiglioni. Mereka mengatur Rapp
Motoren Werke secara meyakinkan, Gustav Otto´s "Gustav
Flugmaschinefabrik" di merger dengan "Rapp-Motorenwerke".
Kemudian
mereka merubah nama perusahaan tersebut menjadi Bayerische FlugzeugWerke atau BFW, dalam bahasa Ingrisnya adalah “Bavarian Aircraft Works”.
Kemudian dalam waktu dekat perusahaan tersebut berubah nama menjadi
BMW dan pada tahun 1918 menjadi BMW AG (AG dalam bahasa Jerman
adalah Aktiengesellschaft, yang artinya kepemilikan sahamnya diperjual belikan di pasar modal.
Kebijaksanaan ini ini digunakan di Jerman, Austria,
dan Swiss, kalau menurut orang Amerika perusahaan ini telah menjadi “Public
Company”)
Pada tahun 1972 Paul Bracq, manager disain dari BMW,
menghasilkan kreasi untuk Turbo prototipe.
Dengan interior yang futuristik,
eksterior desain yang manis untuk pintu. Mobil BMW tersebut diperkuat oleh
mesin 4 silinder, dengan kekuatan mesin 1990 cc menghasilkan 280 bhp.
BMW Seri 5 diperkenalkan kepada masyarakat untuk pertama kalinya.
Dengan kode Nama E12, mobil ini ditargetkan untuk pasar Amerika,
yang berguna menjadi sumber keuntungan bagi BMW. BMW Seri 5
mempunyai 2 jenis produk : 520 dan 520i memiliki ciri sedan 4 pintu dengan
mesin 4 silinder.
BMW Motorsport dibentuk, pada awalnya merupakan fasilitas
program BMW untuk balapan, dimana hal tersebut telah sukses pada tahun
1960 dan 1970. Pada tahun berikutnya BMW Motorsport menghasilkan mobil
bagi konsumen yang sangat bagus di dunia.
Produk-Produk Mobil BMW
Produk-produk yang dihasilkan dari tahun ke tahun selalu berganti di
setiap serinya baik itu dari desain, mesin, hingga teknologi. Produk-produk
BMW dari masa ke masa tetap memiliki ciri khas yang merupakan identitas
dari BMW.
Produksi awal BMW diera tahun 1928 hingga tahun 1930an ditandai
dengan munculnya BMW seri 303 bermesin 6 silinder dengan kapasitas
1200cc. Pada era awal tahun 1951 hingga 1963 BMW memproduksi seri 502
dengan menggunakan mesin 8 silinder berkapasitas 2600 cc.
Tahun 1966 sampai 1968 bentuk BMW mulai berubah bentuk, yang lebih
menonjolkan bentuk sedan. Dengan seri 316 dengan menggunakan mesin 4
silinder berkapasitas 1600 cc. Era tahun 1970an BMW mengeluarkan berbagai seri yaitu seri 5, seri 6, seri 7.
Pada seri 5 mengeluarkan tipe 528i dengan menggunakan mesin 6 silinder
kapasitas 2800 cc, kemudian pada seri 6 mengeluarkan tipe 630i, dengan
menggunakan mesin 8 silinder kapasitas 3000 cc, dan seri 7 mengeluarkan
tipe 735i, dengan menggunakan mesin 12 silinder kapasitas 3500 cc.
Tahun 1980an seri-seri tersebut mulai mengalami perkembangan misal seri 7
berevolusi pada bagian body, dengan bentuk yang lebih panjang oleh karena
itu disebut tipe 735iL (Long). Ditahun ini juga muncul seri terbaru yang lebih
mengarah ke bentuk yang sporti yaitu seri Z. Seri Z mengeluarkan tipe Z1,
dengan menggunakan mesin 6 silinder kapasitas 3000 cc.
Tahun 1990an sampai sekarang BMW mengalami kemajuan yang sangat
drastis dan juga menelurkan 2 seri baru yaitu seri 1 dan seri X, Seri X
mengarah ke SUV (Sport Utililiy Vehicle), Sedang seri 1 lebih mengarah ke
bentuk hatchback (Sedan tanpa buntut).
Seri X, mengeluarakan tipe X5
dengan menggunakan 8 silinder kapasitas 3500 cc. Seri X lebih mengarah
pada konsumen yang senang dengan jalanan berbatu atau kasar. Pada seri 1
dengan tipe 120i menggunakan 6 silinder kapasitas 2000 cc.
KARAKTERISTIK DESAIN OTOMOTIF BMW
Dalam setiap perancangan desain eksterior, interior, dan mesin pada
desain pengembangan (prototipe) mobil, BMW selalu melakukan berbagai
riset, penelitian, dan pengembangan pendahuluan pada desain eksterior, interior, dan mesin sebelum produk mobil tersebut dibuat secara utuh.
Berbagai kegiatan yang berlangsung selama proses riset, penelitian,
pengembangan, perancangan, dan pembuatan melibatkan unsur-unsur seni, ide,
dan kreativitas tinggi untuk mewujudkan desain otomotif BMW yang
berkarakter dan unik.
Ciri-ciri yang menjadi khas BMW dari tahun ke tahun antara lain :
- Jarak sumbu roda (wheelbase) depan dan belakang yang panjang dengan
overhang depan pendek.
- Atap yang rendah dengan bentuk pilar C yang khas.
- Pada bagian depan, karakteristiknya diperkuat dengan kidney grill dan dua
lampu besar khas BMW.
- Sistem penggerak roda belakang yang menjadi tradisi mobil-mobil BMW.
Konsep ini sekaligus memberikan keseimbangan berat yang dinilai ideal
antara poros depan aluminium dengan suspensi belakang. BMW
mengklaim keseimbangan berat itu mampu memfasilitasi traksi yang
optimal walau dimuati seluruh penumpang dan melewati tanjakan.
Teknologi ini didukung dengan desain bodi yang kuat dan aerodinamis
dengan hambatan koefisien hanya 0.29. (BMW Bangun pasar baru,
www.bisnis-indonesia.com)
Teknologi-teknologi yang ada pada mobil-mobil BMW, antara lain :
1. Tire-Pressure Monitoring
Badan nasional administrasi lalu lintas Amerika Serikat baru saja
menyatakan bahwa kendaraan penumpang yang bobotnya 4,5 ton ke
bawah harus dilengkapi dengan sistem monitor tekanan ban (tire-pressure
monitoring) untuk mobil-mobil produksi 2008 nanti.
Memang banyak
sekali manfaat yang terasa jika mobil telah dilengkapi sistem ini. Sensor
pada roda akan memberikan peringatan kepada pengemudi bila tekanan
udara di ban berkurang.
Kondisi tekanan udara yang berkurang dapat
terdeteksi lebih dini, sehingga mampu memberikan kesempatan kepada
pengemudi untuk menambah tekanan angin di bannya. Dampaknya adalah
selama perjalanan keamanan dan kenyamanan mobil lebih terjaga.
2. Adaptive Cruise Control/Collision Mitigation
Teknologi adaptive cruise control sesungguhnya merupakan
pengembangan dari cruise control sebelumnya.
Fitur yang menawarkan
kemudahan bagi pengemudi untuk sekadar mengistirahatkan kaki kanan
dari pedal gas, namun mobil tetap berjalan dengan kecepatan konstan ini,
ditenggarai sebagai salah satu penyebab kecelakaan.
Kondisi lalu lintas
yang mendadak berubah, dari lenggang menjadi tiba-tiba ada mobil di
depan, dianggap kurang cocok bagi cruise control ‘edisi’ yang lama.
Untuk menyempurnakannya, maka ditambahkan beberapa sensor seperti
radar, yang berfungsi dapat memantau kondisi mobil di depan.
Berkat
tambahan sensor, maka sistem komputer di mobil mulai dapat mengatur
kecepatan mobil serta sistem pengereman secara otomatis. Dampaknya
ketika mobil dijalankan dengan kecepatan konstan oleh teknologi adaptive
cruise control, kecelakaan lalu-lintas dapat terhindarkan.
Bahkan teknologi cerdas ini bukan hanya mampu memperhitungkan dan
mencegah hal-hal potensial yang berpeluang terjadinya kecelakaan, tetapi
juga dapat kembali ke kondisi semula.
Artinya ketika kecepatan mobil
berkurang dan sistem pengereman bekerja karena ada mobil di depan, di
saat jalan kembali sepi atau aman, secara otomatis kecepatan mobil akan
kembali ke posisi semula tanpa harus kita atur lagi.
3. Blind-Spot Detection/Side Assist/Collision Warning
Teknologi ini didesain untuk mengingatkan pengemudi bahwa di dekat
mobil ada obyek yang harus diwaspadai (anak-anak, binatang atau benda
yang lain), ketika mobil berjalan atau akan parkir.
Penambahan sensor
kamera dan radar, memungkinkan mobil dapat menginformasikan kepada
pengemudi bahwa harus waspada. Cara mengingatkan dapat melalui nyala
lampu hazard, atau lampu kabin menyala berulang-ulang. Sebagian
pabrikan otomotif juga ada yang melalui lingkar kemudi dan jok bergetar
serta alarm.
4. Occupant-Sensitive/Dual-Stage Airbags
Semua manusia ditakdirkan tidak sama antara yang satu dengan yang lain,
filosofi inilah yang digunakan oleh teknologi Occupant-Sensitive/DualStage Airbags.
Manusia yang memiliki perbedaan fisik, baik berat dan
tinggi badan, kini telah diadaptasi dengan kantung udara pintar yang
mampu menyesuaikan besar-kecilnya airbag ketika mengembang, saat
terjadi kecelakaan.
Harus diakui kantung udara teknologi lama kurang manusiawi bagi anakanak. Tak jarang justru ledakan kantung udara ketika mengembang sangat
berbahaya bagi mereka. Agar peristiwa itu tak terjadi, maka sistem
komputer mobil telah dapat memantau berat tubuh penumpang dan tinggi
badan penumpang yang duduk di jok yang berdekatan dengan airbags.
Dari hasil analisa dan misalnya mobil mengalami kecelakaan, secara
otomatis airbags akan menyesuaikan besar kecilnya ledakan. Dengan cara
ini, nyawa penumpang lebih terlindungi.
5. Dynamic Brake Control
Teknologi pengereman ini sangat berbeda dengan Antilock Braking
System atau Electronic Brakeforce Distribution. Sistem ini adalah
pengembangan terbaru karena komputer telah dapat memantau bahwa
terjadi pengereman darurat.
Dapat diketahui dari perpindahan kaki dari
pedal gas ke pedal rem secara mendadak atau cepat. Selisih waktu yang
terjadi inilah yang memungkinkan komputer dapat menganalisa bahwa
terjadi pengereman darurat, sehingga perlu ditambahkan daya pengereman
yang lebih besar pada sistem hidroliknya, agar jarak dari titik pengereman
dapat diperpendek, hingga sangat memungkinkan mengeliminir terjadinya
kecelakaan.
6. Adaptive Headlights / Night-Vision Assist
Mengalami gangguan penglihatan di saat malam atau ketika kabut turun,
kini bukan jamannya lagi karena telah ada teknologi Night Vision.
Penambahan kamera infra merah dan pemantau panas, memungkinkan
mobil dapat mengetahui apakah obyek di depannya adalah benda atau mahluk hidup.
Melalui layar monitor di dasbor, pengemudi dapat
menentukan dengan jelas obyek di depannya hingga jarak 300 meter,
sehingga lebih waspada.
7. Realview Camera
Kamera mundur di mobil mungkin sudah jamak kita temukan di Tanah
Air. Bahkan beberapa toko aksesoris telah ada yang menawarkannya.
Sangat berguna memantau kondisi belakang mobil, terutama ketika akan
parkir, agar anak-anak atau binatang yang ada di belakang lebih
terlindungi.
Dalam pengembangannya, kini kamera mundur telah
dikombinasikan dengan GPS secara real time. Artinya ketika kita akan
memarkir di tempat terbuka, informasi dua dimensi dari satelit telah dapat
kita terima. Sehingga posisi parkir kita akan lebih akurat dan aman.
8. iDrive
Layar pemantau navigasi GPS, hiburan, dan sistem telepon seluler handsfree. iDrive mengenali sekitar 400 kata.
Semua fungsi yang diperlukan untuk mengendarai mobil didesain di
seputar kemudi, sedangkan pengatur fungsi kenyamanan yang sering
dioperasikan ditempatkan pada panel instrumen, sementara itu untuk
fungsi kenyamanan dan komunikasi yang tidak terlalu sering
dipergunakan dapat diakses melalui fungsi yang terintegrasi dalam tombol
iDrive.
Tombol iDrive dan monitornya terletak di bagian depan dan
belakang. Konsep iDrive BMW pertama kali diperkenalkan pada tahun
2001. Konsep yang merupakan sebuah revolusi dalam filosofi berkendara,
kini telah ditiru dan diikuti.
Konsep ini telah disempurnakan detilnya
untuk memudahkan penggunaannya. Pada prosesnya, kombinasi yang
ergonomis antara tombol pengatur dan monitor yang berada di tengah
panel instrumen telah dikembangkan secara konsisten.
9. Dyanamic Stability Control (DSC)
Membuat mobil tetap terkendali dalam kondisi pengemudian terbalik.
Komputer memonitor pergerakan roda kemudi, kecepatan kendaraan,
akselerasi melintang dan yaw (melaju beriringan) dan mengatur kecepatan dan rem untuk menjaga kestabilan kendaraan. Semua hal itu dilakukan
ribuan kali perdetik.
10. Bi-xenon
Lampu depan pada BMW menggunakan teknologi Bi-xenon yang mampu
menerangi jalan lebih terang dan mengikuti kontur jalan tersebut, juga
dapat membelah kabut.
Posting Komentar untuk "SEJARAH PERKEMBANGAN BMW"