Dapur peleburan dengan Induksi listrik
Dapur peleburan dengan Induksi listrik - Industri-industri pengecoran logam dewasa ini banyak menggunakan dapur listrik
dalam proses peleburannya, dimana dapur listrik yang digunakan ini terdapat
dua type, yakni :
Dapur Induksi dan dan dapur busur listrik
Untuk
dapur induksi ini merupakan dapur yang paling banyak digunakan dalam
proses peleburan karena biaya operasionalnya murah serta mudah
pengoperasiannya sehingga disebut sebagai dapur induksi frekwensi rendah.
Yang termasuk dalam dapur jenis ini antara lain:
Dapur Krus
Dapur krus ialah salah satu dari dapur listrik yang
menggunakan induksi listrik sebagai sumber panasnya.
Dapur ini disebut sebagai dapur Krus atau disebut
juga dapur tak beriinti karena tempat peleburannya
berbentuk Krus atau bak atau kubangan Dapur ini
dibentuk dari system pamanas listrik yang dilindungi
oleh bahan tahan api dan dinding baja.
Dapur Induksi saluran
Dapur induksi saluran ini konstruksinya terbagi menjadi
dalam dua bagian yakni bagian pemanasan dan
bagian krus dan disebut sebagai dapur berinti,
induksi listriknya diperoleh dari dua bagian yakni dari
bagian Krus dan bagian saluran. (lihat gambar berikut).
Dapur induksi saluran
ini konsumsi listriknya relatif kecil sehingga pemanasannya
dilakukan pada kurang lebih 20% sampai 30% dari bahan yang akan
dilebur kemudian ditambah setelah peleburan ini, disamping itu dapur ini juga
memerlukan bata tahan api yang bermutu tinggi dari berbagai jenis yang
disesuaikan dengan kebutuhan (lihat tabel berikut).
Konstruksi dapur ini
memungkinkan pengeluaran hasil peleburan melalui sudut kemiringan yang
kecil, dapur dengan ukuran kecil ini sering digunakan sebagai penyimpanan dan pemanasan duplek untuk
pembakaran pada dapur kupola.
Bahan-bahan seperti besi tuang, besi
kasar baru, skrap serta potonganpotongan baja dapat dilebur pada dapur
ini, hal ini sangat berbeda dengan dapur
kupola dimana skrap lebih banyak dilebur
maka untuk memperoleh sifat besi tuang
sesuai dengan yang diinginkan diperlukan
pengetahuan dan teknologi yang tinggi.
Proses peleburan dengan menggunakan dapur listrik ini tidak menimbulkan
pengarbonan sehingga diperlukan penambahan kadar karbon yakni dengan
memasukan bubuk karbon atau bubuk kokas.
Untuk mencegah penurunan suhu didalam dapur pengisian harus dilakukan
secara bertahap sedikit demi sedikit.
Pada saat awal dimana skrap baja
dimasukan dan saat mulai mencair kira-kira 2/3 bagian dari bahan pengarbon
dimasukan kedalam dapur dan setelah itu ditambah besi kasar baru, sekrap
besi dan potongan-potongan baja dimasukan dan kemudian paduan besi.
Proses penuangan (pengecoran)
Proses penuangan (pengecoran) ialah pengisian rongga cetakan dengan bahan
tuangan yang telah dileburkan (dicairkan), berbagai cara penuangan dapat
dilakukan sesuai dengan system pengecoran yang digunakan, seperti
penuangan pada cetakan pasir dilakukan dengan system penuangan
menggunakan panci tuang (ladle), dimana cetakan dibuat pada rangka cetak. Untuk pengecoran dengan cetakan logam dimana
bentuk luar dari cetakan itu sendiri telah didisain sesuai dengan perencanaan
dalam proses pengecorannya.
1. Centrifugal casting (pengecoran)
Proses penuangan (pengecoran) dengan metoda
sentrifugal dilakukan pada pengecoran dengan
menggunakan cetakan logam (die casting),
tidak semua bentuk benda tuangan dapat
dilakukan dengan metoda ini, benda-benda bulat
silinder dan simetris sesuai dengan
konstruksinya dapat dicor dengan
metoda sentrifugal ini.
Secara prinsip
proses pengecoran dengan sentrifugal ini dapat dilihat pada gambar berikut.
Penuangan (pengecoran) dengan cara centrifugal ini ialah menggunakan
putaran yang tinggi dari dies dengan demikian logam cair yang cukup berat akan
terlempar keluar dari posisi penuangan yakni ke posisi bentuk dies sebagai
bentuk benda kerja yang kita kehendaki.
Jadi walaupun sebenarnya centrifugal casting memiliki keunggulan seperti hasil
penuangan yang padat, permukaan tuangan yang halus serta dapat
membentuk dinding tuangan pada ukuran yang tipis dan lain- lain, namun hal ini
akan bergantung pula pada kemungkinan pengecoran yang paling baik yang
dapat dilakukan untuk menghasilkan benda cor yang memuaskan menurut
bentuk yang dikehendaki.
2. Continouos casting (pengecoran)
Teknik convesional yang lain penerapan proses pembentukan melalui
penuangan (pengecoran) dengan cetakan ini ialah pembuatan baja batangan
(Ingot), di mana pemanasan ulang pada ingot untuk menghasilkan bentuk
serta ukuran yang sesuai dan dikehendaki.
Bongkahan-bongkahan (billets), dan lembaranlembaran (slabs) dibentuk dalam keadaan panas
merupakan dasar metoda pembentukan ulang pada
hot working processes yang akan kita bahas lebih
lanjut. Pada gambar berikut diperlihatkan prinsip-prinsip
tersebut dalam penerapannya pada penuangan
(pengecoran).
Proses penuangan berlanjut (Continouos Casting)
bertujuan untuk menghasilkan benda tuangan yang
panjang yang dapat dipotong sesuai dengan kebutuhan
benda kerja.
Mesin penuangan (Continouos Casting machine) terdiri atas bagian
yang sejajar dengan saluran pada bejana dimana
logam cair dituangkan dan mengalir ke dalam cetakan
(Mould) dari bahan tembaga yang berbentuk pipa
sepanjang ± 1m dengan dinding yang dilapisi dengan
chromium bagian ini dilengkapi juga dengan air
pendingin.
Setelah casting melewati cetakan juga
didinginkan yang selanjutnya ditarik dan diarahkan oleh
roller khusus (straightening roller). Mesin ini juga
memeiliki sisitem pengendalian gerakkan casting
hingga masuk pebagian pemotongan (flying shears)
yang akan memotong casting ini sepanjang yang
diinginkan.
Continouos casting ini dapat diterapkan dalam
pembentukan bagian yang berukuran kecil serta menghasilkan produk
dengan kualitas baik dan mendekati kualitas
yang dihasilkan oleh hot working processes
serta dengan gerakan kerja secara automatic.
3. Shell Moulding
Shell Moulding merupakan salah satu bentuk cetakan pasir dimana cetakan
tipis bentuk benda yang terbagi atas dua bagian dan dibuat dari pasir dengan
perekat resin-bond, cetakan dihasilkan melalui pemanasan model yang
diperoleh dari proses pengerasan kimiawi bahan resinoid, dengan demikian
maka akan diperoleh bentuk dan ukuran yang akurat dari cetakan yang
diinginkan, namun dalam pembuatannya memerlukan teknik serta biaya yang
relatif mahal.
4. Die Casting
Sebagaimana telah bahas pada uraian terdahulu
tentang proses pengecoran denga cetakan Logam,
bahwa cetakan logam ini dirancang tidak saja pada
bentuk benda kerja yang dikehendaki akan tetapi
karakteristik serta kualitas dari benda tuangan itu
sendiri penting menjadi pertimbangan dimana
kualitas dari benda tuangan ini juga dipengaruhi
oleh proses penuangan yang dilakukannya.
Proses penuangan sebagaimana dilakukan
dengan sentrifugal casting memiliki tujuan
tertentu yang berbeda dengan proses penuangan dengan metoda yang lain,
antara lain metoda penuangan pada dies casting ini dibedakan menjadi
dua selain metoda sentrifugal yang telah diuraikan diatas, antara lain :
1) Pressure die casting
2) Gravity die casting
5. Pressure die casting (injection moulding)
Pressure die casting merupakan salah satu proses pengecoran yang
cepat, dimana proses pengecoran dilakukan pada mesin penekan yang
akan menekan logam cair kedalam cetakan, mesin ini juga dilengkapi
dengan bagian yang dapat membuka dan menutup cetakan untuk
memudahkan dalam melepaskan hasil cetakan dari benda tuangan.
Tentu saja
dengan mesin yang otomatis ini akan menghasilkan benda tuangan yang
memiliki tingkat akurasi tinggi, namun demikian proses ini hanya cocok
digunakan pada proses pengecoran benda-benda yang berukuran kecil dimana ukuran kapasitas mesin yang biasanya terbatas serta tidak dapat
dilakukan pada semua jenis bahan logam tuangan dan sangat baik
digunakan dalam pengecoran bahan paduan seng (zinc base alloy).
Gambar berikut illustrasi yang memperlihatkan prinsip kerja pengecoran dengan
metoda pressure die casting.
Posting Komentar untuk "Dapur peleburan dengan Induksi listrik"